31.7.10

Cerita sahabat Part 2....

Bismillahirrahmanirrahim. Sahabat mari kita melanjutkan sebuah episode yang tertinggal pada part sebelumnya, tentang sahabat.
Persahabatan kala SMU pembentukan sebuah kedewasaan

Kelas satu aku kebagian sift siang, saat itu sahabatku adalah teman sebangku dan dua teman yang duduk didepanku Neta, Susi dan Ulfa. apa kabar sahabat? sampai saat ini aku masih tetap berkomunikasi dengan Susi guru manis meulaboh lewat FB, sedangkan Neta bidan hitam manis nan berambut lurus dan Ulfa, si gadis sederhana nan apa adanya( ulfa, maaf lia benar gak tau gimana kabarnya) tidak aku ketahui bagaimana keadaannya. salam rinduku teruntuk sahabatku. jadi teringat gelang persahabatan gelang manik-manik pink dengan hiasan kupu-kupu kita berempat memilikinya bukan, aku sudah lupa dimanakah gerangan keberadaan gelang itu, tapi bahwa gelang itu pernah jadi saksi akan sebuah persahabatan aku akan selalu mengingatnya. ingatkah kita sering menghabiskan waktu sebelum kesekolah untuk sekedar ngumpul bareng atau membuat tugas dikosannya Neta, kompakan potong rambut sampai-sampai terlambat masuk sekolah he..he..kayaknya sengaja kita deh waktu itu ya (aku hanya pernah terlambat ke sekolah 3 kali dalam 3 tahunku belajar di SMU 1 Pariaman itu semua adalah terlambat yang direncanakan). banyak pemahaman dan konsep yang mulai aku sadari akan keberadaanmu sahabat kala menjelang titik puberitas, tentang pacaran dan konsep pacaran bukan aku mempelajari cara pacaran ya loh ..tapi aku mempelajari mengapa orang pacaran dan salah satu saat itu kala salah seorang sahabatku itu pacaran dengan anak kuliah katanya si sahabat dia butuh "perhatian" aku cuma mengangguk paham dan terus menelaah kenapa banyak perubahan yang muncul dalam dirinya sudah mulai pandai besolek dan lain-lainya ah sabahatku. (Allahmdulillah aku selalu mendapat perhatian yang cukup dari ibu dan ayah).

Kembali dapat sift siang lagi, ya kelas dua juga masih masuk siang, dan sahabatku kala itu adalah seorang gadis imut berjibab yang berprisip Asri namanya (Asri akan sangat marah kala jilbabnya di singkap sengaja oleh kawan-kawan lain yang usil) saat itu aku masih sekelas dengan Susi, tapi karena tidak lagi sebangku dan bangku kita berjauhan kemudian sudah terjadi banyak perubahan aku dan Susi tidak begitu akrab seakrab ketika kita di kelas satu dulu. Asri taukah kau adalah salah seorang sahabat yang aku sangat sukai dan sangat menginspirasiku saat aku akhirnya memutuskan untuk berjilbab. bersama Asri aku habiskan masa-masa yang seru belajar, tertawa dan mengerjain orang, ya ada salah satu kawan laki-lakiku dikelas itu yang sangat suka berseliweran didepan bangku kami owh kebetulan juga aku duduk paling depan sebelah sudut kelas jadi si yang terbadan tinggi ini tidak menganggu orang lain (eh emangnya aku tinggi banget apa gak juga deh tapi masuk ketegori tinggi ya ??) ayo yang merasa suka senyum-senyum terus ah orangnya ada di Fbku ne. Asri sahabatku yang mandiri bisa dibayangkan saat itu asri hanya tinggal bersama adik-adiknya sedangkan ibu dan ayahnya di pekanbaru. dia pernah menangis kala menceritakan bagaimana kondisi adiknya yang saat itu sedang sakit dan hanya dia sendirian yang merawatnya. aku turut prihatin tidak bisa berbuat apa-apa, Asri dimanapun kau berada aku akan selalu menerima perubahan dirimu walau sesungguhnya kau adalah salah satu acuan dirku melakukan perubahan ini, aku akan selalu merindukan suara khas Asri dan caranya bercerita, terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku.

kelas tiga persahabatan yang lengkap. kembali aku bersahabat dengan rekan sebangku erma atau ema atau kadang suka ku panggil emui, anak pindahan dari bengkulu udah masuk dari kelas dua. saat kelas tiga kita dipertemukan, ema gadis sederhana, senyumnya manis, dan seru kalau diajak bercerita, ada sahabat lain di kelas itu elvi, sul, dina, iie. Elvi dan Sul duduk di depan bangkuku, ah Sul adalah orangnya update setiap gosip yang beredar di sekolah dialah yang menyampaikan ke kita-kita "he..he..sul ada carito baru ndak?" aku, ema dan elvi khusyuk menyimak tu biasanya dasar cewek ne gosipan aja. aku dan erma punya kebiasaan membeli buku tipis seharga Rp.500 guna kami jadikan buku "menghota"(tepatnya buku ngobrol agar tidak ketahuan guru yang mengajar maka kami mengobrol lewat tulisan di buku itu, dari gosip hingga cerita telenovela ya kala itu yang lagi in adalah betilavea adakah yang pernah mengikuti telenovela ini) dan banyak sekali cerita yang tercipta kala bersamamu sahabat, aku sempat kehilangan sosok ema, dikala ema sempat tidak masuk berhari-hari akibat sakit gigi ya kan emui he..he.. banyak juga cerita dan pengalaman yang tercipta bersama ema, dan kini ema diarab, salam dari jauh ibu perawat, Subahanallah sahabatku yang satu ini sudah melengkapi rukun imannya sudah berhaji ya ma (doain dong lia segara menyusul ya mui) kala kelas tiga ini banyak tangan yang membentukku sampai aku berada pada posisi ini terima kasihku buat seorang sahabatku Dina (atas izin Allah) yang kalau bukan karena dia yang memaksa aku untuk ikutan lomba maka selamanya aku tidak pernah memiliki sebuah piala satu pun. ya setidaknya dalam perjalanan SMU aku sempat menorehkan satu prestasi. Alhamdulillah subahanallah, seorang sahabat yang suka memaksa aku untuk tampil dan maju kedepan (ah dulu aku sangat tidak pede ya sampai-sampai dialah yang selalu memotivasi aku agar untuk maju dan berani). Subahanallah terimakasihku dan rasa syukurku sebab Allah mempertemukanku dengan sahabat-sahabat terbaik. apapun dan bagaimanapun kini kau berada aku tetap mengahargai dirimu tetap sahabatku, sahabat yang dikirimkan oleh Allah dalam mewarnai kehidupanku.

Alhamdulillah, ini baru sebagian kenangan yang ingin aku torehkan sebagai sebuah pembelajaran bagi sahabat pembaca, semoga menjadi pengalaman bersama dan semakin banyak bersyukur. Allah mengatur setiap pertemuan dan disana ada sebuah pembelajaran bagi hambanya yang mau befikir dan bersyukur, episode sahabat diforum Annisa belumlah aku tuliskan, dalam part selanjutnya Insyaallah ditunggu ya......astagfirullahazim dan aku berlindung dari rasa sombong dan ujub ya Rabb.(Annajmutsaqib's write 310710)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar