26.7.10

Kisah ku sepeda, motorku, rasa syukurku...

bismillahhirahmanirrahim, sepeda biru sahabatku, teman perjalananku, telah banyak yang terlalui bersamanya, ia sangat mengetahuiku, kala pagi mengantarkan aku sekolah, kala siang panas siap membawa aku pulang, kala hujan tetap tegar tampa mengeluh menempuh bersama hujan yang deras, menikmati cercaan dan sindiran, ah itu sangat biasa,.. dari sekolah menengah pertama hingga aku menamatkan kuliah s1 ku, dia tetap menjadi sahabat terbaikku. dia menemani aku menghafal pelajaran sambil menggayuh lambat dengan keseimbangan, ah...walau kini kau mulai tergantikan dengan revo merahku, tetap kau adalah teman dalam sebagian kehidupanku,

kenapa pake sepeda sekolah?

awalnya paksaan tapi juga kesukaan. aku sudah mahir menggunakan sepeda dari sd kelas 4, sewaktu di bekasi aku sudah pernah belajar sepeda dengan roda bantuan aku sangat ingat saat aku merobohkan pagar tetangga gara-gara aku bersandar di sana dengan sepedaku, jari kakiku pernah kejepit jari-jari sepeda aku menangis kesakitan ayahlah yang menyelamatkan aku saat itu, sepeda bmx hitam dulu adalah satu-satunya kedaraaan kami, dulu ayah sering mengantar lia dan ari kesekolah beboncengan bertiga ah aku akan merindukan hari-hari seperti itu, gara-gara sepeda tangan kananku pun pernah terkilir dan dengan bersepeda pula tanganku akhirnya cepat bisa digunakan kembali, bersepeda sangat lekat dengan kehidupanku saat kanak-kanak hinggga aku remaja, aku dan teman-temanku sering sekali menghabisakan waktu tuk bersepeda keliling kotaku saat pagi atau sore, hanya sekedar maen, mengunjungi teman atau kepasar disuruh ibu berbelanja, kena marah kusir bendi gara-gara meleng di jalan, sampe nabrak becak sepeda gara-gara kesel sama orang, udah nabrak aku masa bodo aja saking kesel sama seseorang kaka kelas di kampus yang ngumpetin sepedaku, padahal saat itu aku tidak sedang berinteraksi atau bercanda dengan beliau eh tiba-tiba mengisengi, aku masih ingat wajah yang menyebalkan itu.

alasan aku bersepeda sangat klasik

entah ayahku cuma memakai azaz ngirit(rasanya kita gak susah-susah amat deh) atau memang beliau sengaja memempaku dengan rasa berani malu dan hidup prihatin, ayah dan ibu saat aku sekolah hanya memberiku uang jajan Rp.1000, tau bisa beli apa uang Rp.1000 itu kalau seandainya aku kesekolah mengunakan mobil angkot? tidak ada jawabanya aku tidak akan makan di sekolah alias melapar, sebab uang Rp.1000 itu hanya bisa dipake buat ongkos pulang pergi sekolah, ah aku adalah anak yang tidak bisa lapar, ayah dan ibu sangat tau kondisi itu, tidak pernah berinisiatif menambah uang jajan, bagi mereka dengan telah menyediakan sepeda satu-satu, aku punya sepeda dan si ari adek ku juga punya sepeda, adalah pilihan mutlak tuk bersepeda ke sekolah atau kelaparan hanya demi menjaga gengsi, taukan namanya juga masa remaja pada saat itu di SMU1 pariaman hanya sebagian kecil yang pake sepeda, kadang yang sindiran sih banyak aku terima dari teman-teman ku aku tidak terlalu memikirkan ya dari pada gak makan, lagi pula bagi ku saat itu bersepeda itu keren dan menyenangkan.

aku kuliah juga masih pake sepeda

karena kebiasaan waktu SMU aku bersepeda, pas kuliah jadi kebisaaan, akses trasportasi di jati rumahku itu tidak lancar, mobil bisa sekali seaabad lewat kale abis kelamaan gak bisa memprediksi waktu ah itu aku sangat benci udah gitu penuh-penuh lage, ya kembali aku menikmati perjalanan ke kampus dengan sepeda ya kebetulan kampus ku dekat masih dalam kota pariaman kampus swasta aku cuma kuliah sore, kawan kusempat agak menyindirlah kok aku pake sepeda so what gitu ?? orang gak tau deritaku, aku cuma senyum-senyum aja, tapi ketika dia sudah mengenal aku,dia malahan jadi salut and sampai sekarang adalah salah satu teman terbaik aku, sampai saat ini kalau aku ingin kerja di tempatnya akan selalu dia buka buat aku he...he...geer banget ya , alhamdulillah.....

aku lama baru bisa belajar motor

ayah tidak pernah memperbolehkan aku make motor padahal kita udah punya motor sejak aku SMU, bagi beliau kalau anak remaja pake motor itu suka "ongeh" sombong dijalan tidak pake kontrol jadi suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan kemudian kecelakaan dan akhirnya menyesal kalau udah cacat, ya itu aja alasan ayah tuk melarang ku. bahkan kalau ketahuan aku di bonceng kawan pake motor wah beliau bisa nyap-nyap he..he..sayangnya ayahku ya. pada akhirnya beliau mengizinkan aku bawa motor pas udah tahun 4 di kampus, bagiku penting sekali izinnya kalau ayah ku tidak pernah memberi izin sampe sekarang aku pun tidak akan pernah mau belajar membawa motor, izin dan restu orang tua itu penting emang kelihatan kuno apa naif aku tidak peduli prinsip hidup orang akan berbeda-beda tapi aku adalah aku......kini Allah memberikan rezekinya ayah menghadiahi hak memakai motor revonya yang merah, dia kini yang mememaniku kala hujan bermalam-malam dari padang, kawanku yang menemaniku untuk berangkat "bertugas" kemana saja dia selalu siap sedia juga menemani aku pergi bersilaturahmi ke kampung dan yang terjauh baru aku tempuh bermotor ke maninjau ah kemana lagi ya nanti aku belum tau....., Subahanallah Alhamdulillah, syukur hingga menyungkur aku tidak bisa mengganti semua Rahmat yang telah ku dapat kecuali dengan kesyukuranku pada Mu Rabb...(Annajmutsaqib's write260710)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar